Prosesi Harjalu 758th di Alun-alun Lumajang - KIM SINAR HARAPAN

Breaking

Senin, 16 Desember 2013

Prosesi Harjalu 758th di Alun-alun Lumajang


Minggu (15/12/2013), dimana menjadi puncak peringatan Hari Jadi Lumajang (Harjalu) Ke-758 yang sangat ditunggu-tungu oleh masyarakat Kabupaten Lumajang. Yang mana merupakan acara rutin dilaksanakan untuk setiap tahunnya. Prosesi Hari Jadi Lumajang ke 758 ini dibuat konsep yang agak sedikit berbeda dari tahun tahun sebelumnya terutama arak- arakan Gunungan Hasil bumi yang berisi polopendem, buah dan sayur. Pada prosesi ke 758 ini gunungan hasil bumi ini diarak dari Kantor Pemerintah Kabupaten Lumajang dari UPT Pertanian se-Kabupaten Lumajang sebanyak 21 gunungan. Bupati, Wakil Bupati dan para Muspida dari Pendopo Kabupaten Lumajang menuju ke Alun-alun kota Lumajang dengan menaiki kereta kuda, kemudian disambut oleh para Pimpinan SKPD di Alun-alun Lumajang. Kahadiran Bupati Lumajang dan para Muspida disambut dengan kerawitan yang dibawakan oleh para pimpinan SKPD dengan tembang Mentok- mentok dan Gerbangnmas Siaga.



Para camat dan Kepala Desa sejumlah 21 Kecamatan menghantarkan arak- arakan gunungan ke Alun-alun Lumajang, yang nantinya gunungan polo pendem, buah-buahan dan sayur mayur ini nantinya akan diperebutkan oleh masyarakat Lumajang, yang mulai pagi sudah menunggu di alun-alun. Dimana, arak-arakan tersebut menggambarkan Gemah Ripah Loh Jinawi-nya Kabupaten Lumajang, termasuk sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan berkah yang telah dinikmati selama ini.
Saat menyampaikan sambutan, Bpk. Sjahrazad Masdar berharap masyarakat untuk bersyukur pada usia yang Ke-758 telah melalui berbagai rintangan dan hambatan dalam peningkatan kesejahteraan rakyat. "Masyarakat bersatu-padu mewujudkan masyarakat yang sejahtera dan bermartabat sesuai cita- cita bersama," kata Sjahrazad Masdar.


Seusai sambutan, ribuan warga pun berhamburan memperebutkan 21 gunungan buah yang telah disiapkan di pinggir Alun-Alun. Peristiwa berebut gunungan buah ini menjadi satu tradisi yang tidak pernah ditinggalkan masyarakat Lumajang.



Selain itu,dilanjutkan dengan penyerahan pusaka dari pemeran Nararrya Kirana, pelepasan ratusan burung merpati, parade seni tari. Ini luar biasa anak-anak Lumajang memberikan seni tari kolosal berupa cerita tentang kerajaan Lamadjang tempoe doeloe. Hal ini bisa mengingatkan kita dengan sejarah Kabupaten Lumajang. Dimana sejarah itu merupakan suatu hal yang penting yang harus di ketahui oleh generasi penerus, terutama anak-anak untuk tidak melupakan sejarah terutama sejarah dari Kabupaten tercinta kita ini.(anam/kim-olmj)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar. Terima Kasih..

Pages