Lomba Pemanfaatan Hasil Tanaman Obat Keluarga (Toga) - KIM SINAR HARAPAN

Breaking

Minggu, 31 Agustus 2014

Lomba Pemanfaatan Hasil Tanaman Obat Keluarga (Toga)


Tanaman obat keluarga (TOGA) adalah tanaman hasil budidaya rumahan yang berkhasiat sebagai obat. Taman obat keluarga pada hakekatnya adalah sebidang tanah, baik di halaman rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan. Kebun tanaman obat atau bahan obat dan selanjutnya dapat disalurkan kepada masyarakat, khususnya obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.

Budidaya tanaman obat untuk keluarga (TOGA) dapat memacu usaha kecil dan menengah di bidang obat herbal dan obat tradisional sekalipun dilakukan secara individual. Setiap keluarga dapat membudidayakan tanaman obat secara mandiri dan memanfaatkannya, sehingga akan terwujud prinsip kemandirian dalam pengobatan keluarga.

Dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan RI ke-69 tahun 2014 ini, warga Dusun Munder RW 16 Desa Tukum menggelar lomba Tanaman obat keluarga (TOGA) tingkat RT, minggu (31/8/2014). Berbagai jenis tanaman toga yang bermanfaat tersedia di masing-masing RT saat di tinjau oleh tim penilai yang berasal dari Kantor Ketahanan Pangan, dan UPT. Pertanian Kecamatan Tekung.

Endang. S selaku tim penilai dari UPT. Pertanian Kec. Tekung mengatakan pemanfaatan Toga merupakan wujud partisipasi masyarakat yang sebenarnya telah ada sejak nenek moyang dengan bahasa jawanya disebut jamu.

“Toga selain bermanfaat untuk konservasi lingkungan, juga ekonomi karena mampu menambah penghasilan keluarga, terlebih di jaman sekarang mempunyai peluang bisnis yang besar dengan adanya pengobatan herbal dengan slogannya back to nature,”terangnya.

Eko. P selaku Ketua Tim penilai dari Kantor Ketahanan Pangan Kab. Lumajang mengaku sangat kagum dengan pemanfaatan Toga di Dusun Munder RW 16 Desa Tukum yang telah ada sejak lama dan bukan karena akan dilakukan kegiatan lomba. Hal ini terlihat dengan banyaknya jenis-jenis tanaman yang ada telah lama tumbuh subur di beberapa halaman depan rumah masyarakat.

“Kita harus menggali apa yang selama ini terbenam di negara kita, kita punya segudang tanaman yang belum banyak dimanfaatkan, padahal kalau digunakan sangat minim efek samping dibanding obat-obatan kimia, mudah-mudahan kedepan masyarakat banyak akan semakin mengenal pemanfaatan Toga ini,”terangnya.


Eko berharap kegiatan yang dilakukan bukan semata-mata untuk meraih prestasi, tetapi terus menerus dilestarikan, terlebih peran serta SIKIB sangat positif untuk membantu mensejahterakan masyarakat. Adanya taman herbal yang ada di kompleks rumah pintar diharapkan ke depan dapat dibuat di tempat lainnya, seperti RT, RW, kecamatan-kecamatan sehingga semakin semarak. (anam/ kim-infopublik lmj)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar. Terima Kasih..

Pages