Gubernur Jawa Timur DR.H.
Sukarwo, atau yang akrab dipanggil Pak Dhe Karwo hadir dalam acara ritual Tawur
Labuh Gentuh Pancawali Krama di Pura Mandara Giri Semeru Agung, Kecamatan Senduro,
minggu (6/7/2014). Hadir dalam upacara tersebut Direktur Urusan Agama Hindu
Kemenag RI, Wakil Bupati Lumajang, Sekjen PHDI Pusat, Wanita Hindu Dharma
Pusat, Ketua PHDI Jatim, Wanita Hindu Dharma Jatim, Bupati Klungkung, Bupati
Karangasem, Wabup Lumajang, Wabup Karangasem, Sekda Lumajang, Sekretaris Kota
Denpasar, Ketua PHDI Bali, Wanita Hindu Dharma Bali, Kakanwil Kemenag Bali.
Gubernur Jawa Timur DR.
H. Soekarwo mengapresiasi masyarakat dalam menciptakan harmonisasi umat hindu
baik di Jatim maupun di seluruh Indonesia. Umat Hindu terus menata harmonisasi
antara manusia, alam, dan Sang Pencipta.
“Menciptakan
harmonisasi ini adalah cara membangun kehidupan yang damai di masyarakat. Ini
merupakan nilai luhur yang dibangun agar manusia terus hidup berdampingan
secara damai”, ujar Pakde Karwo
Ia juga mengatakan, Umat
Hindu memiliki filosofi yang baik dalam menjaga keseimbangan hidup. Nilai-nilai
ini mengedepankan keserasian hubungan antara manusia dengan Tuhan, antara
sesama umat manusia, dan juga antara manusia dengan lingkungannya. Hubungan
yang harmonis dapat membawa kebahagiaan, kedamaian, keamanan, dan kenyamanan
dalam kehidupan ini. Salah satunya melalui Upacara Tawur Labuh Gentuh, Panca
Wali Krama, dan Pengusaban.
Upacara ini
substansinya membangun harmonisasi hubungan antara manusia dengan Sang Pencipta,
antara sesama umat manusia, dan juga antara manusia dengan lingkungannya, kata
Pakde Karwo.
Pakde Karwo disambut
ribuan umat Hindu di Upacara Tawur Labuh Gentuh Panca Wali Krama dan Pengusaban
di Pura Mandhara Giri Semeru Agung Desa Senduro Kabupaten Lumajang
Lebih lanjut
disampaikannya, harmonisasi ini juga merupakan hal yang penting bagi Pemprov
dan masyarakat Jatim, mengingat diselenggarakannya Pemilihan Umum Presiden dan
Wapres RI, Rabu (9/7/2014) mendatang.
“Jelang Pilpres,
situasi yang harmonis, damai, aman, dan nyaman menjadi faktor penting. Upacara
ini menjadi momentum bagi umat Hindu untuk menjaga keharmonisan menjelang
Pilpres. Terima kasih kepada umat Hindu yang terus menjaga keharmonisan ini, kalau
kita terus bertengkar itu jelas niatnya salah hasilnya pasti salah. mari kita
gunakan hak pilih, sikapi perbedaan dengan kepala dingin dan yang paling
penting, siapapun yang terpilih nanti, mari kita dukung untuk kemajuan
Indonesia bersama”, tegasnya.
Pada kesempatan yang
sama, Ketua Panitia Karya Dr. Ir. Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati menjelaskan,
Upacara Tawur Labuh Gentuh, Panca Walikrama dan Pengusaban ini merupakan agenda
10 tahun sekali yang dibimbing dan dipimpin oleh 13 pendeta Hindu, diikuti
sekitar lebih dari 6.000 umat Hindu dengan mengenakan pakaian adat lengkap.
Upacara suci persembahan ini bertujuan untuk memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa
agar diberikan kedamaian, kebahagiaan, dan kesejahteraan bagi alam semesta
beserta isinya. Konsepnya harmonisasi antara manusia dengan Tuhan, manusia
dengan manusia, serta manusia dengan lingkungan alam,`` tambahnya.
Selain Upacara Tawur Labuh
Gentuh Panca Wali Krama dan Pengusaban, ada juga upacara yang diadakan setiap 5
tahun sekali dalam skala yang lebih kecil yakni Tawur Pedanan. Sedangkan untuk
upacara yang dilakukan setiap tahun dinamakan Caru Rsi Gana. (anam/
kim-infopublik lmj)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar. Terima Kasih..