“Lumajang Untuk Semua”,Pesta Peringatan
Hari Jadi Lumajang 758 benar-benar memberikan kebanggaan dari masyarakat
Lumajang. Kenapa tidak, karena hiburan masyarakat Lumajang ini menjadi ikon
khas Lumajang. Ikon itu adalah seni budaya Jaran Kencak dan tari kopyah.Pada
hari minggu(01/12/2013), ribuan warga masyarakat Lumajang memadati Alun- alun
Kota Lumajang. Jaran Kencak dan tari kopyah ini Dimulai pada pukul 10.00 wib
dan diberangkatkan oleh Bupati Lumajang, yang didampingi oleh Wakil Bupati
Lumajang dan Muspida Lumajang.
Kesenian yang telah menjadi ikon Lumajang ini diikuti
oleh 200 Jaran Kencak dan tari kopyah. Kesenian Jaran Kencak dan tari kopyah
terdiri dari kelompok jaranan yang tergabung dalam paguyuban Jaran Kencak dan
tari kopyah dari beberapa desa,Yang Ada hampir di setiap kecamatan di kabupaten
lumajang ini. Amplos tepuk tangan yang meriah diberikan masyarakat Lumajang
kepada para pawang/pelatih jaran kencak yang tampil memukau pada waktu itu.
Kirab Jaran Kencak dan tari kopyah seperti ini sudah dilaksanakan 3 kali
kegiatan Harjaru, yaitu pada peringatan Harjalu ke 756,757,dan yang 758
sekarang ini.
Bahwa Jaran Kencak dan tari kopyah telah menjadi ikon dari
Harjalu. “Jaran kencak dan tari kopyah adalah kesenian asli Lumajang dan
tersebar di wilayah Tapal Kuda, jadi perlu diangkat menjadi ikon Harjalu,”.
Kesenian Jaran kencak dan tari kopyah sebuah budaya untuk menghargai seekor
kuda milik Ranggalawe yang merupakan anak dari Arya Wiraraja sebagai pemimpin
Kerajaan Lamajang. Sehingga, oleh masyarakat Lumajang untuk melestarikan kuda
dari Ranggalawe yang hebat dalam berperang dan berkesenian, akhirnya oleh orang
dulu dilatihlah seekor kuda yang bisa berjoget bila ditabuhkan gamelan. “Kuda
kencak dan tari kopyah ini adalah lokal genius dan perlu dilestarikan dan ini
budaya Lumajang asli,” “Benar Tidak”?(yoko/red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar. Terima Kasih..