Gunung Semeru merupakan
gunung api tertinggi di Pulau Jawa 3.676 mdpl dan merupakan salah satu gunung api
yang masih aktif. Posisi letak gunung semeru berada diantara wilayah
administrasi kabupaten Lumajang dan Malang. Kawah yang terdapat di puncak Gunung
Semeru terdiri dari kawah Mahameru yang sudah tidak aktif dan kawah Jonggring
Seloko yang masih aktif. Kawah Jonggring Seloko terletak di sebelah tenggara
puncak.
RUTE TRANSPORTASI Dari SURABAYA
Naik Bus Dari Terminal Bungurasih/
Purabaya menuju Terminal Wonorejo – Lumajang. Dari terminal Wonorejo - Lumajang
Bisa langsung ketempat persewaan mobil beserta sopirnya yang berada di
Lumajang. Untuk selanjutnya bisa langsung menuju ke Desa Ranu Pani. Di dalam
perjalanan menuju ke Ranu Pani kita harus melewati Alas Burno yang panjang nya
sekitar 20 km, di Alas Burno ini banyak sekali jenis pohon-pohon yang mungkin
belum anda lihat sebelumnya. Suasananya masih benar-benar hutan alami.
Sesampainya di Pos Ranu Pani
kita harus mengurus perijinan untuk mendaki yg biayanya Rp 7.000 / orang. Di
pos ini pun kita dapat mencari porter (warga lokal untuk membantu menunjukkan
arah pendakian, mengangkat barang dan memasak). Pendaki juga dapat bermalam di
Pos penjagaan. Di Pos Ranu Pani juga terdapat dua buah danau yakni danau Ranu
Pani (1 ha) dan danau Ranu Regulo (0,75 ha). Terletak pada ketinggian 2.200
mdpl. Diperlukan waktu sekitar empat hari untuk mendaki puncak gunung Semeru
pulang-pergi. Rute Pendakian Setelah sampai di gapura “selamat datang”,
perhatikan terus ke kiri ke arah bukit, jangan mengikuti jalanan yang lebar ke
arah kebun penduduk.
Selain jalur yang biasa
dilewati para pendaki, juga ada jalur pintas yang biasa dipakai para pendaki
lokal, jalur ini sangat curam. Jalur awal landai, menyusuri lereng bukit yang
didominasi dengan tumbuhan alang-alang. Tidak ada tanda penunjuk arah jalan,
tetapi terdapat tanda ukuran jarak pada setiap 100m. Banyak terdapat pohon
tumbang, dan ranting-ranting diatas kepala. Setelah berjalan sekitar 5 Km menyusuri
lereng bukit yang banyak ditumbuhi Edelweis, lalu akan sampai di Watu Rejeng.
Disini terdapat batu terjal yang sangat indah. Pemandangan sangat indah ke arah
lembah dan bukit-bukit, yang ditumbuhi hutan cemara dan pinus. Kadang kala
dapat menyaksikan kepulan asap dari puncak semeru. Untuk menuju Ranu Kumbolo
masih harus menempuh jarak sekitar 4,5 Km
Ranu Kumbolo Di Ranu Kumbolo dapat mendirikan tenda. Juga terdapat pondok pendaki (shelter). Terdapat danau dengan air yang bersih dan memiliki pemandangan indah terutama di pagi hari dapat menyaksikan matahari terbit disela-sela bukit. Banyak terdapat ikan, kadang burung belibis liar. Ranu Kumbolo berada pada ketinggian 2.400 m dengan luas 14 ha. Dari Ranu Kumbolo sebaiknya menyiapkan air sebanyak mungkin (sebenarnya ada mata air di pos kali mati jaraknya sekitar 30 menit dari pos namun airnya kadang ada kadang tidak ada). Meninggalkan Ranu Kumbolo kemudian mendaki bukit terjal, dengan pemandangan yang sangat indah di belakang ke arah danau.
Di depan bukit terbentang
padang rumput yang luas yang dinamakan oro-oro ombo. Oro- oro ombo dikelilingi
bukit dan gunung dengan pemandangan yang sangat indah, padang rumput luas dengan
lereng yang ditumbuhi pohon pinus seperti di Eropa. Dari balik Gn. Kepolo
tampak puncak Gn. Semeru menyemburkan asap wedus gembel. Selanjutnya memasuki
hutan Cemara dimana kadang dijumpai burung dan kijang. Daerah ini dinamakan
Cemoro Kandang.
Pos Kalimati berada pada
ketinggian 2.700 m, disini dapat mendirikan tenda untuk beristirahat. Pos ini berupa
padang rumput luas di tepi hutan cemara, sehingga banyak tersedia ranting untuk
membuat api unggun. Terdapat mata air Sumber Mani, ke arah barat (kanan)
menelusuri pinggiran hutan Kalimati dengan menempuh jarak 1 jam pulang pergi.
Di Kalimati dan di Arcopodo
banyak terdapat tikus gunung. Untuk menuju Arcopodo berbelok ke kiri (Timur)
berjalan sekitar 500 meter, kemudian berbelok ke kanan (Selatan) sedikit
menuruni padang rumput Kalimati. Arcopodo berjarak 1 jam dari Kalimati melewati
hutan cemara yang sangat curam, dengan tanah yang mudah longsor dan berdebu.
Dapat juga kita berkemah di Arcopodo, tetapi kondisi tanahnya kurang stabil dan
sering longsor. Sebaiknya menggunakan kacamata dan penutup hidung karena banyak
abu beterbangan.
Arcopodo berada pada
ketinggian 2.900m, Arcopodo adalah wilayah vegetasi terakhir di Gunung Semeru,
selebihnya akan melewati bukit pasir. Dari Arcopodo menuju puncak Semeru
diperlukan waktu 3-4 jam, melewati bukit pasir yang sangat curam dan mudah
merosot. Sebagai panduan perjalanan, di jalur ini juga terdapat beberapa
bendera segitiga kecil berwarna merah. Semua barang bawaan sebaiknya tinggal di
Arcopodo atau di Kalimati. Pendakian menuju puncak dilakukan pagi-pagi sekali
sekitar pukul 02.00 pagi dari Arcopodo. Siang hari angin cendurung ke arah utara
menuju puncak membawa gas beracun dari Kawah Jonggring Saloka. Pendakian
sebaiknya dilakukan pada musim kemarau yaitu bulan Juni, Juli, Agustus, dan
September.
Sebaiknya tidak mendaki pada
musim hujan karena sering terjadi badai dan tanah longsor. Di puncak Gunung
Semeru (Puncak Mahameru) pendaki disarankan untuk tidak menuju kawah Jonggring Saloko,
juga dilarang mendaki dari sisi sebelah selatan, karena adanya gas beracun dan
aliran lahar. Suhu dipuncak Mahameru berkisar 4 – 10 derajad Celsius, pada
puncak musim kemarau minus 0 derajad Celsius, dan dijumpai kristal-kristal es.
Cuaca sering berkabut terutama pada siang, sore dan malam hari.
Angin bertiup kencang, pada
bulan Desember – Januari sering ada badai. Secara umum iklim di wilayah gunung Semeru
termasuk type iklim B (Schmidt dan Ferguson) dengan curah hujan 927 mm – 5.498
mm per tahun dengan jumlah hari hujan 136 hari/ tahun dan musim hujan jatuh
pada bulan November – April. Suhu udara dipuncak Semeru berkisar antara 0 – 4 derajat
celsius. Suhu rata-rata berkisar antara 3°c – 8°c pada malam dan dini hari, sedangkan
pada siang hari berkisar antara 15°c – 21°c.
Kadang-kadang pada beberapa
daerah terjadi hujan salju kecil yang terjadi pada saat perubahan musim hujan
ke musim kemarau atau sebaliknya. Suhu yang dingin disepanjang rute perjalanan ini
bukan semata-mata disebabkan oleh udara diam tetapi didukung oleh kencangnya
angin yang berhembus ke daerah ini menyebabkan udara semakin dingin.
Penulis : Muhammad Khoirul Anam
Editor : Muhammad
Khoirul Anam
Sumber : Bunda Akeko
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar. Terima Kasih..