Lintas Sektoral Kecamatan Tekung Lakukan Kunjungan Ibu Hamil Resiko Tinggi - KIM SINAR HARAPAN

Breaking

Jumat, 30 Maret 2018

Lintas Sektoral Kecamatan Tekung Lakukan Kunjungan Ibu Hamil Resiko Tinggi



Tekung, Kelompok Informasi Masyarakat - Kejadian kematian ibu dan bayi yang terbanyak terjadi pada saat persalinan, pasca persalinan, dan hari-hari pertama kehidupan bayi masih menjadi tragedi yang terus terjadi di negeri ini.

Untuk menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi Baru Lahir, Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Tekung berkerjasama dengan lintas sektoral/ lintas program Kecamatan Tekung melakukan pemantauan dan kunjungan rumah kepada seorang ibu hamil yang mengalami komplikasi pre-eklampsia di Desa Mangunsari Kecamatan Tekung, Kamis (29/3).

Kegiatan pemantauan ini dipimpin oleh Camat Tekung, Ka. Puskesmas Tekung, Ketua TP PKK Kecamatan Tekung, Ketua TP PKK Desa Mangunsari, Bidan Desa dan Kader Posyandu Desa Mangunsari.

Bidan Koordinator Puskesmas Tekung Aida Kustiani saat melakukan kunjungan rumah mengatakan, bahwa pre-eklampsia adalah penyakit karena keracunan kehamilan. Penyakit yang muncul hanya pada masa kehamilan ini memiliki gejala diantaranya tekanan darah naik, pembengkakan pada wajah, kaki, dan tangan serta gangguan pada saluran ginjal yang ditandai dengan kebocoran protein di urin. Meski hingga sekarang belum dapat dipastikan faktor utama pemicunya, diduga salah satunya adalah kelebihan berat badan atau ibu hamil yang sebelumnya memiliki riwayat medis hipertensi.

“Satu-satunya jalan untuk mengatasi pre-eklampsia adalah dengan mempercepat proses persalinan. Tetapi, jika gejalanya hadir pada awal-awal masa kehamilan masih dapat diatasi dengan memberikan obat untuk menurunkan tekanan darah yang tinggi,” ujarnya.

Aida Kustiani menambahkan, pre-eklampsia yang tidak segera ditangani bisa mengarah pada eklampsia. Eklampsia merupakan penyakit lanjutan dari pre-eklampsia, di mana gejala yang dialami kurang lebih sama dengan pre-eklampsia namun ditambah dengan kejang-kejang dan tidak sadarkan diri.

“Jika bayi tidak segera dilahirkan bisa membuat ibu hamil berada dalam keadaan koma.  Oleh sebab itu, akan berat bagi ibu hamil yang terserang eklampsia di trimester awal, karena memaksa bayi lahir premature dan keselamatan ibu pun akan terancam,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua TP PKK Kecamatan Tekung Rufi Yunitasari mengatakan, penyebab langsung kematian ibu banyak terjadi pada saat persalinan dan segera setelah persalinan. Sementara itu, risiko kematian ibu juga makin tinggi akibat adanya faktor keterlambatan, yang menjadi penyebab tidak langsung kematian ibu.

“Ada tiga risiko keterlambatan, yaitu terlambat mengambil keputusan untuk dirujuk (termasuk terlambat mengenali tanda bahaya), terlambat sampai di fasilitas kesehatan pada saat keadaan darurat dan terlambat memperoleh pelayanan yang memadai oleh tenaga kesehatan. Sedangkan pada bayi, dua pertiga kematian terjadi pada masa neonatal (28 hari pertama kehidupan). Penyebabnya terbanyak adalah bayi berat lahir rendah dan prematuritas, asfiksia (kegagalan bernapas spontan) dan infeksi,” ungkapnya.

Dalam hal ini, Rufi Yunitasari berharap agar para kader-kader posyandu akan lebih meningkatkan perannya dalam upaya penurunan AKI dan AKB diwilayah Kecamatan Tekung, diantaranya dengan melakukan deteksi dini dan memantau perkembangan resiko tinggi pada ibu hamil, mendata dan menyampaikan informasi kepada ibu hamil yang baru dan memberikan motivasi ibu hamil agar diperiksa secara rutin serta memberika pemahaman bahwa ibu yang sehat akan melahirkan bayi yang sehat. (KIM SH-lmj)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar. Terima Kasih..

Pages