Bupati Lumajang, Drs. As’at M. Ag meyakini
sejarah kebesaran Kabupaten Lumajang akan tetap abadi. Keabadian itu salah
satunya bisa dilihat pada Museum Daerah, yang ada di Kabupaten Lumajang. Museum
ini, Senin kemarin (24/08/2015) diresmikan oleh Bupati As’at dengan melakukan penandatanganan
prasasti didampingi oleh Forkopimda Kabupaten Lumajang dan Disbudpar Propinsi
Jawa Timur. Yang kemudian dilanjutkan dengan pemotongan untaian bunga melati oleh
Ny Hj Tutuk As’at.
Dalam peresmian museum daerah Lumajang ini,
turut diramaikan juga dengan pameran dari lima museum di Jawa Timur.
Diantaranya dari Museum Mpu Tantular dan Museum 10 November Surabaya, Museum
daerah Probolinggo, Museum Cakraningkat di Bangkalan, Madura dan Museum Malang
Tempoe Dulu.
Gedung museum daerah Lumajang ini terletak di
gerbang masuk menuju KWT, tempatnya cukup representative. Memasuki ruangan yang
cukup luas ini, pengunjung langsung diterima oleh reseptionis. Selanjutnya,
pengunjung akan diarahkan untuk memilih melihat koleksi di dua ruang berbeda di
sisi kiri dan kanan.
Di sisi kiri dari pintu masuk, terpajang
berbagai koleksi mulai dari prasejarah, naskah kuno, nuministik, senjata,
hingga koleksi kolonial. Di ruang ini juga terpanjang berbagai koleksi, mulai
guci, temuan gerabah kuno, keping uang kuno, hingga senjata-senjata yang
ditemukan dari masa lalu.
Termasuk juga, replika berbagai prasasti
temuan di Kabupaten Lumajang yang saat ini tersimpan di berbagai museum di
Indonesia, diantaranya di Museum Mpu Tantular, yakni Prasasti Pasrujambe.
Prasasti ini sengaja dibuat sama seperti aslinya, karena yang asli tentu tidak
bisa kita kembalikan karena telah menjadi aset di Museum Mpu Tantular.
"Sehingga dengan replika ini, kita
menunjukkan bahwa inilah benda peninggalan masa lalu Lumajang yang penuh dengan
sejarah untuk bisa dipelajari lagi. Tujuan didirikannya," kata Indrijanto,
SH Kabid Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten
Lumajang.
Museum ini, masih katanya, memang dibangun
dengan tujuan untuk mengedukasi sekaligus memberikan wawasan kepada masyarakat.
Sehingga masyarakat mengetahui bahwa Lumajang memang memiliki sejarah besar di
masa lalu." Sehingga masyarakat, terutama generasi muda bisa lebih
mengenal lebih jauh Lumajang," paparnya.
Sementara, di ruangan sebelah kanan dari
reseptionis, pengunjung bisa melibat berbagai koleksi kebudayaan dan seni asli
Lumajang. Diantaranya, berbagai atribut seni mulai dari topeng kaliwungu, jaran
kencak, pakaian pengantin khas Lumajang hingga berbagai alat musik khas yang mengiringi
berbagai kesenian yang ada.
Menurut Bupati As’at, sejarah kebesaran Kabupaten
Lumajang tidak bisa dipungkiri. Disini pernah menjadi pusat kerajaan besar
Lamadjang. "Kita berbangga, berdirinya museum ini tidak hanya untuk
pelestarian cagar budaya dan sejarah itu sendiri tetapi juga untuk menjaga
semangat dan pendidikan generasi mendatang,".
Setelah beroperasi museum ini hendaknya
dijaga dan dipelihara. Bukan dalam arti terus dicat dan lainnya namun terus
diperbanyak koleksinya. "Kalau masyarakat tahu atau memiliki benda
peninggalan sejarah yang saat ini disimpan sendiri, bisa dilaporkan atau
diserahkan kepada pihak museum. Tentunya ada imbalan jika memang benda-benda
itu sangat berharga," katanya.
Bupati As’at menambahkan, selain untuk
pelestarian, museum ini juga menjadi salah satu sarana penunjang untuk
kepariwisataan karena Kabupaten Lumajang termasuk salah satu daerah kunjungan
wisata sejarah. "Perpaduan wisata sejarah, kuliner dan pesona alamnya,
luar biasa Lumajang ini". (Humas-lmj/ An-m)
Sumber
: Bagian Humas Setda Kabupaten Lumajang
HTM nya berapa ya?
BalasHapus