Tekung, Kelompok Informasi Masyarakat - Guna
menggali permasalahan masyarakat terkait dengan kondisi dan layanan kesehatan
di masyarakat, Pemerintah Desa Klampokarum menggelar kegiatan Musyawarah
Masyarakat Desa (MMD) Tahun 2018, Kamis (19/4), bertempat di Balai Desa
Klampokarum Kecamatan Tekung Kabupaten Lumajang Provinsi Jawa Timur.
Kepala Seksie Kesejahteraan Rakyat Desa
Klampokarum Muhammad Mauludi saat membuka acara mengatakan, bahwa sebelum
melaksanakan kegiatan MMD ini, pemerintah desa dan bidan desa terlebih dahulu
melakukan survey dengan berkoordinasi kepada Ketua RT/ RW, PKK dan Kader
Gerbangmas serta Kader Posyandu Desa.
“Kegiatan ini tujuannya adalah untuk
mengetahui persoalan kesehatan yang terjadi di kalangan masyarakat, karena
selama ini masyarakat belum bisa terbuka kepada pemerintah desa maupun bidan desa,”
ujarnya.
Hal ini diharapkan dengan adanya kegiatan
musyawarah masyarakat desa seperti ini, apapun yang menjadi persoalan tentang
kesehatan yang ada di masyarakat akan dapat diatasi dan diselesaikan secara
bersama-sama
Musyawarah Masyarakat Desa ini bekerja sama
dengan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Tekung dengan menghadirkan
anggota TP PKK Desa, Kader Gerbangmas, perangkat desa, Tokoh Masyarakat serta
masyarakat sekitar.
Sementara itu, Petugas Promosi Kesehatan Puskesmas Tekung Amalia Listi Rahma mengungkapkan, ada beberapa permasalahan kesehatan yang
harus selesaikan di desa klampokarum, diantaranya rendahnya cakupan Ibu hamil
yg harusnya periksa kesehatan sebanyak 3x stelah melahirkan, penggunaan KB 1
bulan setelah melahirkan, penderita hipertensi yang berobat masih rendah, bayi/
balita yang tidak dilakukan penimbangan setiap bulan, cara pengelolaan sampah
rumah tangga, tanda penyakit HIV serta pengetahuan tentang desa siaga yang
masih rendah.
Lebih lanjut, pada sesi kedua oleh Petugas Koordinator Imunisasi Puskesmas Tekung Ani irawati, mengungkapkan bahwa pemberian imunisasi itu
sangat penting diberikan kepada anak usia balita. Mengingat, dengan imunisasi
seorang anak akan terhindar dari penyakit infeksi berbahaya, jadi mereka
memiliki kesempatan beraktifitas seperti bermain, belajar tanpa terganggu
masalah kesehatan.
“Tetapi hingga saat ini, saya masih menjumpai
beberapa masalah-masalah dalam pemberian imunisasi kepada anak, diantaranya
pemahaman orang tua yang masih kurang pada sebagian masyarakat, mitos salah
tentang imunisasi, sampai jadwal imunisasi yang terlambat,” ungkapnya.
Ani Irawati berharap, tidak ada lagi
penolakan terhadap pemberian imunisasi karena hal itu adalah tindakan yang
merugikan orang lain. “Jika ada salah satu orang terkena penyakit tersebut maka
orang lain atau disekitarnya bisa ikut terkena atau tertular penyakitnya,”
pungkasnya. (KIM SH-lmj)
Anda bisa baca itu semua di Erek Erek
BalasHapusTogel Hongkong
Erek Erek
Erek Erek 3D
Erek Erek 4D