Tanaman obat keluarga
(TOGA) adalah tanaman hasil budidaya rumahan yang berkhasiat sebagai obat.
Taman obat keluarga pada hakekatnya adalah sebidang tanah, baik di halaman
rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan untuk membudidayakan tanaman yang
berkhasiat sebagai obat dalam rangka memenuhi keperluan keluarga akan
obat-obatan. Kebun tanaman obat atau bahan obat dan selanjutnya dapat
disalurkan kepada masyarakat, khususnya obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Budidaya tanaman obat
untuk keluarga (TOGA) dapat memacu usaha kecil dan menengah di bidang obat
herbal dan obat tradisional sekalipun dilakukan secara individual. Setiap
keluarga dapat membudidayakan tanaman obat secara mandiri dan memanfaatkannya,
sehingga akan terwujud prinsip kemandirian dalam pengobatan keluarga.
Dalam rangka
memperingati Hari Kemerdekaan RI ke-69 tahun 2014 ini, warga Dusun Munder RW 16
Desa Tukum menggelar lomba Tanaman obat keluarga (TOGA) tingkat RT, minggu
(31/8/2014). Berbagai jenis tanaman toga yang bermanfaat tersedia di
masing-masing RT saat di tinjau oleh tim penilai yang berasal dari Kantor
Ketahanan Pangan, dan UPT. Pertanian Kecamatan Tekung.
Endang. S selaku tim
penilai dari UPT. Pertanian Kec. Tekung mengatakan pemanfaatan Toga merupakan
wujud partisipasi masyarakat yang sebenarnya telah ada sejak nenek moyang
dengan bahasa jawanya disebut jamu.
“Toga selain
bermanfaat untuk konservasi lingkungan, juga ekonomi karena mampu menambah
penghasilan keluarga, terlebih di jaman sekarang mempunyai peluang bisnis yang
besar dengan adanya pengobatan herbal dengan slogannya back to
nature,”terangnya.
Eko. P selaku Ketua
Tim penilai dari Kantor Ketahanan Pangan Kab. Lumajang mengaku sangat kagum
dengan pemanfaatan Toga di Dusun Munder RW 16 Desa Tukum yang telah ada sejak
lama dan bukan karena akan dilakukan kegiatan lomba. Hal ini terlihat dengan
banyaknya jenis-jenis tanaman yang ada telah lama tumbuh subur di beberapa
halaman depan rumah masyarakat.
“Kita harus menggali
apa yang selama ini terbenam di negara kita, kita punya segudang tanaman yang
belum banyak dimanfaatkan, padahal kalau digunakan sangat minim efek samping
dibanding obat-obatan kimia, mudah-mudahan kedepan masyarakat banyak akan
semakin mengenal pemanfaatan Toga ini,”terangnya.
Eko berharap kegiatan
yang dilakukan bukan semata-mata untuk meraih prestasi, tetapi terus menerus
dilestarikan, terlebih peran serta SIKIB sangat positif untuk membantu
mensejahterakan masyarakat. Adanya taman herbal yang ada di kompleks rumah
pintar diharapkan ke depan dapat dibuat di tempat lainnya, seperti RT, RW,
kecamatan-kecamatan sehingga semakin semarak. (anam/ kim-infopublik lmj)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar. Terima Kasih..