Setelah usai mengunjungi Pronojiwo dan Senduro, Presiden
SBY beserta rombongan melanjutkan acara buka bersama Anak Yatim, Tokoh Agama
dan Masyarakat yang di Pendopo Lumajang, yang di hadiri oleh kurang lebih 300
orang tamu undangan. Meski datang
terlambat dalam pertemuan dengan dengan tokoh masyarakat dan agama di Lumajang
di Pendopo usai Magrib, Selasa (30/7/2013). Presiden SBY bersama rombongan
menteri, gubernur dan muspida Lumajang tetap menyantap menu nasi kotakan
bersama undangan.
Presiden tampak lahap menyantap menu makanan tradisional
Indonesia bersama Ibu Negara Ani Yudhoyono. Sejumlah menteri-pun sangat
menikmati menu masakan orang Lumajang. "Mari kita buka puasa," ujar
SBY pada tamu dan undangan di pendopo Kabupaten Lumajang. Sejumlah tamu
undangan yang ingin bersama menyantap makanan buka puasa tampak antusias.
Setelah buka bersama, di lanjutkan dengan Sholat Tarawih
berjama’ah bersama tamu dan undangan tokoh agama dan masyarakat. Usai sholat
taraweh di jadwalkan ada sambutan dari Gubenur Jatim dan di lanjut Presiden,
“ujar pembawa acara.
Dalam sambutan ini, Bapak SBY menyampaikan 7 pesan kepada
warga Lumajang. Pertama, sebagai umat muslim yang baik, agar bersikap, bertutur
kata dan berperilaku yang baik, dengan mencontoh perilaku Nabi Muhammad SAW.
Pesan Kedua, SBY meminta masyarakat menjalankan ajaran
Islam yang benar sesuai dengan firman Allah SWT dan sunah Nabi Muhammad SAW.
"Jangan ikuti ajaran yang menyimpang, tidak sesuai dengan Alquran dan
Hadis," kata SBY seperti dilansir setkab.go.id.
Pesan ketiga, SBY mengajak masyarakat agar pandai
menebarkan kasih sayang, rukun dengan yang lain dan toleran. "Masyarakat
Indonesia masyarakat yang majemuk. Berbeda dalam agama, berbeda dalam suku, kedaerahan
dalam etnis. Berbeda dalam partai politik. Tetapi semua harus rukun memiliki
toleransi yang tinggi sambil menaburkan kasih sayang. Islam adalah agama yang mencintai
keteduhan, kedamaian dan kasih sayang," paparnya.
Pesan keempat, sebagai warga negara yang baik, Presiden
ke-6 RI ini mengajak masyarakat untuk menjaga batas-batas kebebasan dan toleransi
sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945. "Kebebasan itu tidak boleh mengganggu
kebebasan orang lain. Kebebasan ada batasnya disertai akhlak. Kebebasan
dilakukan dengan bermartabat."
Pesan kelima, SBY mengajak agar selalu menceritakan
tentang kebenaran dan jangan suka memfitnah. "Fitnah lebih kejam daripada pembunuhan.
Pemerintah yang bekerja siang malam, ada hasil yang baik katakan hasilnya baik.
Meski pemerintah telah bekerja sekuat tenaga, bila ada yang belum baik, katakan
yang itu belum baik. Kalau itu dikatakan oleh kita hidup lebih tenteram,"
ujarnya. Menurut Presiden berusia 63 tahun itu, Indonesia patut bersyukur
dengan kondisi perekonomian dan politik yang relatif stabil dibandingkan kondisi
global ketika ekonomi Eropa sedang terguncang dan kondisi politik di Timur
Tengah yang sedang memanas.
Pesan keenam, SBY meminta agar masyarakat berhenti
mengeluh, diganti dengan berikhtiar, bekerja dan bekerja. "Kalau itu yang
dilakukan, insya Allah akan dikabulkan. Orang yang mengeluh dan memfitnah 24 jam
hidupnya tidak bisa tidur. Sedangkan (orang) yang difitnah nyenyak tidurnya,"
tuturnya.
Pesan ketujuh, SBY mengajak masyarakat untuk mendukung presiden
baru nantinya agar Indonesia makin maju. "Sebelum saya mengakhiri jabatan,
saya memohon untuk mendukung dan bersama pemerintah memajukan negeri ini.
Menyejahterakan rakyatnya dan mengatasi masalah yang datang dan pergi. Bangsa
yang menerima keadaan seperti itu seraya mencari solusi dan mengatasi keadaan,
pasti akan diberikan jalan oleh Yang Maha Kuasa,"
Penulis : Muhammad Khoiul Anam
Penulis : Muhammad Khoiul Anam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar. Terima Kasih..