Alergi ikan dan hewan laut lain seperti udang
dan kepiting merupakan salah satu jenis alergi makanan yang paling umum. Dahulu
para peneliti menduga bahwa mengenalkan makanan laut di usia dini mungkin
meningkatkan risiko alergi di kemudian hari. Namun belakangan ini, pendapat itu
telah banyak disangkal. Para peneliti justru kini menduga bahwa memperkenalkan
ikan pada usia dini justru dapat membantu melindungi terhadap alergi.
Foto : Ilustrasi
Hasil penelitian mengenai hal itu banyak sekali, di antaranya adalah studi yang dipublikasikandi jurnal Pediatrics tahun lalu, yang menemukan prevalensi gejala mirip asma yang lebih rendah di antara anak-anak yang dikenalkan untuk makan ikan antara usia 6 dan 12 bulan.
Penelitian yang “mendompleng” studi kelompok
kelahiran berbasis populasi di Rotterdam, Belanda itu menemukan bahwa
pengenalan ikan pada usia anak antara 6 dan 12 bulan– tetapi tidak sesudahnya–
berkaitan dengan prevalensi wheezing (mengi) yang rendah. Paparan makanan ikan
pada jendela usia antara 6 dan 12 bulan mungkin berkaitan dengan
penurunan risiko asma.
Studi lain dalam The American Journal of
Clinical Nutrition yang memantau perkembangan 3.285 anak dari usia 1 sampai 12
menunjukkan bahwa mereka yang mengonsumsi setidaknya dua porsi ikan per bulan
mengurangi risiko keseluruhan prevalensi dan insiden penyakit alergi sebesar
74% untuk rhinitis dan 78% untuk eksim.
Namun demikian, studi-studi tersebut masih
bersifat observasional dan menarik kesimpulan yang sifatnya korelasi, bukan
sebab-akibat. Belum diketahui secara pasti mengapa korelasi tersebut ada. Bila
ingin memberikan ikan dalam
menu anak Anda, beberapa tips berikut mungkin
bermanfaat: Hindari ikan-ikan tertentu yang berpotensi tercemar merkuri. Pantai
Jakarta dan sekitarnya diketahui cukup tercemar oleh limbah industri. Hindari
jenis ikan besar/ikan predator yang berada pada rantai makanan atas seperti
ikan hiu, ikan todak, dan makarel raja. Daging mereka dapat mengandung
akumulasi merkuri dari ikan-ikan lebih kecil yang mereka makan. Jenis ikan lain
yang perlu dihindari adalah yang habitatnya dekat ke dasar laut seperti kerapu,
lobster, dan kerang karena kandungan merkuri di sedimen dasar laut lebih
tinggi. Buang kulit dan lemak pada ikan laut, terutama lemak perut. Merkuri
menumpuk pada bagian lemak ikan. Makanlah dua porsi ikan seminggu dari berbagai
ikan kecil dan ikan perairan darat seperti ikan bawal, kakap, lele, gurame,
udang tambak dan kerang sungai yang rendah merkuri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar. Terima Kasih..