Presiden SBY Berbuka Puasa Bersama Anak Yatim, Tokoh Agama dan Masyarakat Di Pendopo Lumajang - KIM SINAR HARAPAN

Breaking

Jumat, 02 Agustus 2013

Presiden SBY Berbuka Puasa Bersama Anak Yatim, Tokoh Agama dan Masyarakat Di Pendopo Lumajang

Setelah usai mengunjungi Pronojiwo dan Senduro, Presiden SBY beserta rombongan melanjutkan acara buka bersama Anak Yatim, Tokoh Agama dan Masyarakat yang di Pendopo Lumajang, yang di hadiri oleh kurang lebih 300 orang tamu undangan.  Meski datang terlambat dalam pertemuan dengan dengan tokoh masyarakat dan agama di Lumajang di Pendopo usai Magrib, Selasa (30/7/2013). Presiden SBY bersama rombongan menteri, gubernur dan muspida Lumajang tetap menyantap menu nasi kotakan bersama undangan.


Presiden tampak lahap menyantap menu makanan tradisional Indonesia bersama Ibu Negara Ani Yudhoyono. Sejumlah menteri-pun sangat menikmati menu masakan orang Lumajang. "Mari kita buka puasa," ujar SBY pada tamu dan undangan di pendopo Kabupaten Lumajang. Sejumlah tamu undangan yang ingin bersama menyantap makanan buka puasa tampak antusias.


Setelah buka bersama, di lanjutkan dengan Sholat Tarawih berjama’ah bersama tamu dan undangan tokoh agama dan masyarakat. Usai sholat taraweh di jadwalkan ada sambutan dari Gubenur Jatim dan di lanjut Presiden, “ujar pembawa acara.
Dalam sambutan ini, Bapak SBY menyampaikan 7 pesan kepada warga Lumajang. Pertama, sebagai umat muslim yang baik, agar bersikap, bertutur kata dan berperilaku yang baik, dengan mencontoh perilaku Nabi Muhammad SAW.
Pesan Kedua, SBY meminta masyarakat menjalankan ajaran Islam yang benar sesuai dengan firman Allah SWT dan sunah Nabi Muhammad SAW. "Jangan ikuti ajaran yang menyimpang, tidak sesuai dengan Alquran dan Hadis," kata SBY seperti dilansir setkab.go.id.
Pesan ketiga, SBY mengajak masyarakat agar pandai menebarkan kasih sayang, rukun dengan yang lain dan toleran. "Masyarakat Indonesia masyarakat yang majemuk. Berbeda dalam agama, berbeda dalam suku, kedaerahan dalam etnis. Berbeda dalam partai politik. Tetapi semua harus rukun memiliki toleransi yang tinggi sambil menaburkan kasih sayang. Islam adalah agama yang mencintai keteduhan, kedamaian dan kasih sayang," paparnya.
Pesan keempat, sebagai warga negara yang baik, Presiden ke-6 RI ini mengajak masyarakat untuk menjaga batas-batas kebebasan dan toleransi sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945. "Kebebasan itu tidak boleh mengganggu kebebasan orang lain. Kebebasan ada batasnya disertai akhlak. Kebebasan dilakukan dengan bermartabat."
Pesan kelima, SBY mengajak agar selalu menceritakan tentang kebenaran dan jangan suka memfitnah. "Fitnah lebih kejam daripada pembunuhan. Pemerintah yang bekerja siang malam, ada hasil yang baik katakan hasilnya baik. Meski pemerintah telah bekerja sekuat tenaga, bila ada yang belum baik, katakan yang itu belum baik. Kalau itu dikatakan oleh kita hidup lebih tenteram," ujarnya. Menurut Presiden berusia 63 tahun itu, Indonesia patut bersyukur dengan kondisi perekonomian dan politik yang relatif stabil dibandingkan kondisi global ketika ekonomi Eropa sedang terguncang dan kondisi politik di Timur Tengah yang sedang memanas.
Pesan keenam, SBY meminta agar masyarakat berhenti mengeluh, diganti dengan berikhtiar, bekerja dan bekerja. "Kalau itu yang dilakukan, insya Allah akan dikabulkan. Orang yang mengeluh dan memfitnah 24 jam hidupnya tidak bisa tidur. Sedangkan (orang) yang difitnah nyenyak tidurnya," tuturnya.
Pesan ketujuh, SBY mengajak masyarakat untuk mendukung presiden baru nantinya agar Indonesia makin maju. "Sebelum saya mengakhiri jabatan, saya memohon untuk mendukung dan bersama pemerintah memajukan negeri ini. Menyejahterakan rakyatnya dan mengatasi masalah yang datang dan pergi. Bangsa yang menerima keadaan seperti itu seraya mencari solusi dan mengatasi keadaan, pasti akan diberikan jalan oleh Yang Maha Kuasa,"

Penulis : Muhammad Khoiul Anam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar. Terima Kasih..

Pages